Thursday, June 7, 2018

MASYAALLOH...

TITIPAN 8 NYAWA, DIANGKAT 1000 DOA!

Dalam sebuah training yang saya ikuti ada permainan perahu karam. Ada 270 an peserta yang dibagi dalam kelompok masing-masing 30 orang. Aturan permainannya menarik, setiap orang memiliki 3 nyawa dalam kondisi kritis tersebut, disimbolkan dengan sedotan plastik. Semua diberi kebebasan, apakah mau menyimpan semua nyawanya untuk sendiri, atau mau diberikan ke orang lain. Dan setiap orang berjalan memutar, harus tegas mengatakan kepada peserta lain yang tidak mendapatkan nyawa dengan kalimat ini:

“Saya tidak peduli dengan anda, saya tidak akan memberikan nyawa saya..”

Duh! Berat ini.. siapakah yang akan saya berikan nyawa ini, ada 29 orang disana siapa yang akan dipilih? Atau malah 3 nyawa ini dengan egois saya simpan saja?

Sanggupkah menatap mata mereka dalam kondisi kapal tenggelam dan berkata.. “saya gak peduli padamu!”

Sebagai seorang muslim permainan ini bertentangan dengan hati, dalam hidup kami diajarkan untuk tolong menolong dalam kebaikan, sebisa mungkin menjadi “khairunnas anfa uhum linnas..” Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk sesamanya, begitu pesan Nabi.

Bagaimana mungkin dalam kondisi kritis justru seperti harus bilang.. “kamu itu siapa? Aku gak peduli? Kamu gak tak kasih nyawa!”

Entah mengapa saya menyalahi aturan, dan saya berimprovisasi sendiri. Ilmu sedekah di Al Baqarah 261 gak akan salah, saya berniat memberikan 3 nyawa saya! Dan ketika berjalan memutar saya mengubah kata-kata  negatif dari “Saya tidak peduli padamu” menjadi “maaf aku tidak berikan nyawa ini, tapi ayo kita berjuang bersama agar selamat!” Sambil tangan mereka saya pegang erat. Ada 26 orang yang menjadi saksi ajakan saya penuh semangat!

Permainan usai, peserta diminta duduk.. dan mulailah diitung berapa banyak mereka mendapatkan nyawa titipan. Saya mengeluarkan beberapa sedotan dari kantong jaket. Masya Allah... 8 nyawa! Ketika diabsen, dari seluruh peserta ada 2 orang mendapatkan 8 nyawa terbanyak, salah satunya saya..

Saya melawan aturan ketidakpedulian, saya memilih berbagi dan memberikan semangat, ALLAH ganti berlipat-lipat!

Ada beberapa kata dari peserta lain yang memberikan nyawa kepada saya dan mereka berkata:
“Hidup anda bermanfaat, anda harus selamat, saya berikan satu nyawa untuk anda..”

Masya ALLAH...

Tahun 2015 saya, kang Jamil Azzaini dan mbah Asrori dari Semarang diundang live di TV One di acara Gestur. Kami diminta bercerita bagaimana sedekah itu “menghidupkan kehidupan!” Bikin hidup makin hidup..

Saya cium tangan lelaki tua yang sudah 92 tahun hidup di dunia itu, kami bertemu di Bandara Halim Jakarta, beda pesawat tapi bareng landingnya. Kisah mbah Asrori selalu membuat hati gerimis, setiap jumat beliau membagi 150 nasi bungkus dari uangnya sendiri hasil dari mengajar ngaji.. inilah orang kaya sejati!

Di dalam mobil saya bertanya, apa mbah kunci agar panjang umur..
Jawaban beliau tegas dan jelas di telinga dan selalu saya ingat!
“Kowe kudu rutin moco Quran, kudu okeh silaturahmi, lan kudu okeh sedekah!”

Mak jleb! Beraaat itu mbah.. beraaattt!!

Kami hidup di jaman baca status di facebook dan instagram lebih mengasyikan di banding baca Quran!

Kami hidup di jaman kebencian disebar di jalanan, caci maki diumbar dalam layar HP di tangan! Silaturahmi dengan kawan putus jadi kebencian karena beda pandangan dan pilihan!

Kami hidup di jaman gaya hidup diumbar demi pamer walaupun semua penuh cicilan! Bagaimana kami mau sedekah mbah, cicilan-cicilan masih antri belum dibayar.. Daripada buat sedekah mending uangnya buat bayar semua tagihan..

Beraat mbah! Beraaatt!!

Hiks! 😭

Di akhir acara simbah melantunkan bacaan Quran dengan merdunya, membuat semua yang ada di studio berkaca-kaca...

Silahkan lihat video itu disini:
https://youtu.be/l_JXOcwAW_Q

Seminggu lalu saya bertemu dengan Rex Marindo, salah satu founder Warunk Upnormal yang punya 78 cabang dalam 5 tahun, rame dimana-mana siang dan malam. Bahkan dengan jaringan brand lainnya seperti Nasi Goreng Mafia dan Bakso Boedjangan tembus 120 an cabang di seluruh Indonesia, dengan 4000 karyawannya.

Saya bertemu Rex di salah satu cabang Upnormal di Jalan Kaliurang Jogja, mengejutkan bahwa semua usahanya tidak melibatkan utang bank. Bahkan dulu diawal mereka mau ekspansi, ada usulan untuk utang bank dan Rex memilih untuk mundur jika itu dilakukan. Akhirnya mereka memilih menggaet investor untuk dapat membuka banyak cabang, dengan akad kerjasama usaha, tanpa pernah membuka akad riba.

Ada cerita dari Rex yang membuat saya terpana,
“Ketika ngobrol dengan kawan-kawan di Upnormal, kami seperti diingatkan.. apa iya kami bisa melejit seperti sekarang karena 1000 doa yang dulu dibacakan orang-orang..”

Whoottt? 1000 doa?

“Iya mas, ketika 2013 kami memulai Nasi Goreng Mafia di Bandung, hari pertama kami bikin pengumuman.. GRATIS 1000 PORSI NASI GORENG, CUKUP DIBAYAR DENGAN DOA. Jadi bener kami siapkan 1000 porsi untuk sedekah di depan, dan setiap orang yang makan kami beri kertas, dan kami minta mereka membacanya.. Ya Allah semoga usaha nasi goreng ini berkah, laris dan bermanfaat”

Masya ALLAH...

Ludes hari itu?

“Ludes, gak bersisa.. hari kedua kami jualan seperti biasa, dari omzet ratusan ribu sehari hingga jutaan sehari, grafiknya terus naik. Sampai akhirnya kami sampai di titik ini..”

Ngobrol Bisnis bareng Rex Marindo, video lengkapnya akan saya share untukmu pembaca buku saya yang akan terbit 27 Juni nanti, “Catatan Bisnis yang Bikin Laris” bareng 11 pengusaha lain yang kisahnya inspiratif dan penuh ilmu!

Giving! Giving! Giving!
Itulah ilmu yang diajarkan Nabi.. kita harus banyak memberi jika mau dibukakan pintu-pintu rezeki.
Namun sebaliknya, jika hidup selalu pelit, medit, maka rezekipun hanya makcrit!!

Menjelang berbuka dua hari lalu, sebuah video call masuk ke HP saya.. wajah ceria mbah Asrori muncul di depan mata. Seorang kawan dari Semarang yang menyambungkannya..

Wajah teduh dengan suara seperti anak kecil karena semua gigi telah tiada.. tetap tegak di usia 95 tahun melihat dunia!

“Kapan kowe arep dolan neng Semarang?”

Insya Allah saya akan datang mbah..
Saya akan datang!
Rindu memeluk tubuh muliamu yang diberkahi doa, dari orang-orang yang kau hilangkan rasa laparnya..

@Saptuari

No comments:

Post a Comment

ILMU CARI REJEKI

BEGINI CARA BISNIS KULINER BERTAHAN DI MASA RESESI!! Oktober ini berarti sudah 7 bulan pandemi mendera, entah sudah berapa kawan...